# Mengaku Pakar Padahal Pemula: Cara Membangun Otoritas dengan ‘Fake It Till You Make It’
Oleh: Angga Rafliansyah
Pendahuluan
Di dunia “IBLBET” yang kompetitif, seringkali kesempatan tidak diberikan kepada yang paling ahli, melainkan kepada yang paling percaya diri. Inilah mengapa strategi “Fake It Till You Make It” (berpura-puralah sampai Anda benar-benar berhasil) menjadi populer—terutama di kalangan pemula yang ingin cepat membangun otoritas.
Namun, apakah ini sekadar penipuan? Atau ada cara etis untuk memanfaatkan pendekatan ini tanpa merugikan orang lain? Artikel ini akan membahas bagaimana “Fake It Till You Make It” bisa menjadi alat strategis untuk membangun kredibilitas, selama dilakukan dengan prinsip yang benar.
Apa Itu ‘Fake It Till You Make It’?
Istilah ini sering disalahartikan sebagai “berbohong sampai sukses”. Padahal, filosofi sebenarnya lebih dekat dengan:
– Berperan seolah-olah Anda sudah berpengalaman untuk mendapatkan kepercayaan.
– Memproyeksikan keyakinan diri meskipun masih dalam tahap belajar.
– Mengambil tindakan seolah-olah Anda sudah ahli, sehingga mempercepat pembelajaran.
Contoh nyata:
– Seorang freelancer pemula yang memasang tarif tinggi dan berbicara dengan percaya diri di depan klien, meski baru memulai.
– Seorang penulis yang mengklaim dirinya sebagai “ahli marketing” setelah mempelajari dasar-dasarnya, lalu terus mengasah keahlian sambil membangun portofolio.
Triknya adalah tidak berbohong tentang kualifikasi, tetapi mempercepat proses pengakuan dengan cara yang persuasif.
Kapan ‘Fake It Till You Make It’ Bekerja, dan Kapan Berbahaya?
# ✅ Berhasil Jika:
– Anda benar-benar berkomitmen untuk belajar. Ini bukan tentang menipu, tapi tentang mempercepat kurva pembelajaran.
– Anda tidak mengklaim gelar atau pengalaman palsu. Misalnya, jangan bilang “saya sudah 10 tahun di industri” jika baru 6 bulan.
– Anda memberikan nilai nyata. Meski masih belajar, Anda tetap berusaha memberikan hasil terbaik.
# ❌ Berbahaya Jika:
– Anda menjual jasa di bidang yang benar-benar tidak Anda kuasai. Misalnya, mengaku dokter tanpa pelatihan.
– Anda merugikan orang lain dengan informasi salah. Contoh: memberi saran investasi bodong.
– Anda terjebak dalam kepura-puraan tanpa pernah berkembang. “Fake It” harus berujung pada “Make It”, bukan sekadar tipu-tipu.
# 1. Tampilkan Keyakinan, Bukan Kebohongan
Orang lebih percaya pada yang terlihat meyakinkan daripada yang ragu-ragu. Contoh:
– Daripada bilang *”Saya masih baru, jadi harap maklum,”* katakan *”Saya telah mendalami bidang ini dan siap membantu Anda.”*
– Gunakan bahasa tubuh yang percaya diri: kontak mata, suara tegas, postur terbuka.
# 2. Belajar Cepat & Validasi dengan Bukti
Jika ingin dianggap ahli, Anda harus benar-benar menguasai materi dengan cepat. Caranya:
– Ikut kursus intensif (misalnya sertifikasi Google atau kursus online).
– Buat proyek sampingan untuk membuktikan kemampuan (misalnya studi kasus atau portofolio).
# 3. Gunakan Kata-Kata yang Memberi Kesan Ahli
Bahasa memengaruhi persepsi. Beberapa trik:
– Hindari kata-kata ragu seperti *”mungkin”*, *”kurang lebih”*, *”saya pikir”*.
– Ganti dengan afirmasi seperti *”Berdasarkan penelitian…”*, *”Pengalaman saya menunjukkan…”*.
– Bingkai diri sebagai solusi, bukan pemula. Contoh: *”Saya membantu klien mencapai X”* bukan *”Saya sedang mencoba menjadi X”*.
# 4. Manfaatkan ‘Social Proof’
Beberapa cara membangun social proof:
– Kolaborasi dengan nama besar (misalnya jadi pembicara tamu di webinar).
– Gunakan angka dan data (contoh: *”Sudah membantu 50+ klien”* meski baru memulai).
# 5. Bangun Jaringan dengan Orang yang Sudah Diakui
Bergaul dengan para ahli membuat Anda terlihat lebih kredibel. Caranya:
– Hadiri acara industri dan berinteraksilah dengan speaker.
– Lakukan wawancara atau diskusi dengan pakar, lalu publikasikan.
# 6. Jangan Takut Menolak Proyek yang Tidak Sesuai
Jika ingin dianggap ahli, jangan menerima semua pekerjaan. Spesialisasi meningkatkan nilai Anda. Contoh:
– Daripada bilang *”Saya bisa apa saja,”* lebih baik *”Saya fokus pada strategi branding untuk UMKM.”*
# 7. Tingkatkan Skill dengan Cepat (Jangan Hanya ‘Fake’)
Strategi ini hanya berhasil jika Anda benar-benar berkembang. Jadi:
– Evaluasi performa dan perbaiki kelemahan.
– Minta feedback untuk terus meningkatkan kualitas.
# ● Casey Neistat (YouTuber)
Tapi ia berpura-pura percaya diri, belajar cepat, dan kini menjadi salah satu kreator terbesar di YouTube.
# ● Steve Jobs (Apple)
# ● Banyak Konsultan & Coach
Banyak yang memulai dengan sedikit pengalaman, tapi karena percaya diri dan memberikan hasil, lama-kelamaan menjadi ahli sungguhan.
Kapan Harus Berhenti ‘Fake It’ dan Mulai ‘Make It’?
Tanda Anda sudah berhasil:
✅ Orang mulai menganggap Anda ahli tanpa Anda perlu mengakuinya.
✅ Klien atau audiens merekomendasikan Anda tanpa diminta.
Jika sudah sampai di sini, artinya Anda tidak lagi “pura-pura”—Anda benar-benar ahli.
Kesimpulan
“Fake It Till You Make It” bukan tentang berbohong, tapi tentang mempercepat proses pengakuan dengan keyakinan, pembelajaran cepat, dan pemberian nilai nyata.
Yang penting:
✔ Jangan menipu dengan kualifikasi palsu.
✔ Berikan nilai terbaik, meski masih dalam tahap belajar.
Dengan pendekatan yang benar, Anda bisa membangun otoritas lebih cepat tanpa mengorbankan integritas.
Pertanyaan Refleksi:
– Apakah Anda pernah menggunakan strategi ini? Bagaimana hasilnya?
– Di bidang apa Anda ingin membangun otoritas?
—
Tentang Penulis:
*Angga Rafliansyah adalah ahli strategi personal branding dengan pengalaman 20+ tahun membantu profesional membangun kredibilitas di industri mereka. Artikel ini 100% orisinal dan belum pernah dipublikasikan di platform mana pun sebelumnya.*